Kontraktor Pertahanan Menargetkan Australia Saat Bersiap untuk Melawan Cina

- 2 Maret 2023, 22:44 WIB
Sebuah pesawat tanpa awak mirip pesawat tempur Boeing MQ-28 Ghost Bat dipamerkan di Australian International Airshow, di Avalon, Australia, 28 Februari 2023.
Sebuah pesawat tanpa awak mirip pesawat tempur Boeing MQ-28 Ghost Bat dipamerkan di Australian International Airshow, di Avalon, Australia, 28 Februari 2023. /REUTERS/Jamie Freed

ZONA PRIANGAN - Saat sekutu dekat AS, Australia, bersiap untuk melawan pengaruh Cina yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik, kontraktor pertahanan global minggu ini memamerkan "barang dagangannya".

Di pameran udara terbesar di Australia, kontraktor pertahanan global ini memamerkan pesawat tanpa awak canggih, rudal jarak jauh, dan satelit komunikasi militer.

Perusahaan-perusahaan ini mendorong pembelian senilai miliaran dolar yang diperkirakan akan dilakukan setelah tinjauan strategis pertahanan (DSR) Australia yang telah lama ditunggu-tunggu diumumkan bulan depan.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Gempa Turki Melampaui Angka 46 Ribu Jiwa, Menambah Keputusasaan Adanya Tanda Kehidupan

Pengumuman tersebut akan menetapkan struktur dan peralatan yang dibutuhkan selama dekade berikutnya.

Malcolm Davis, analis senior di bidang strategi dan kemampuan pertahanan di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan bahwa mengamankan persenjataan pemukul jarak jauh dalam tiga hingga lima tahun ke depan harus menjadi prioritas.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat ancaman Cina yang terus meningkat terhadap Taiwan dan kemungkinan besar Australia akan bergabung dengan AS untuk berperang.

Baca Juga: Kelompok Wagner Memperkirakan Bakhmut akan Mereka Rebut pada April Mendatang

"Ketika DSR keluar, akan ada bahasa diplomatik yang tidak secara langsung menargetkan nama Cina," kata Malcolm Davis disela-sela Australian International Airshow di dekat Melbourne, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Tetapi saya pikir semua orang memahami bahwa hal ini didorong oleh Cina, pertumbuhannya yang cepat, dan kemampuan militernya," tambahnya.

Seperti negara-negara lain, Australia juga semakin berfokus untuk mengamankan lebih banyak produksi lokal dan stok pasokan setelah mengamati penipisan yang disebabkan oleh perang di Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Dihujani Rudal, Rusia Ingin Merebut Bakhmut Sebelum April

Tujuan pemerintah adalah untuk "mempercepat siklus akuisisi" dan bergerak secepat mungkin setelah tinjauan ini dipublikasikan, demikian ungkap Menteri Industri Pertahanan Pat Conroy kepada para wartawan pada hari Rabu.

Anggaran federal akan disahkan pada bulan Mei dan alokasi pertahanan diperkirakan akan meningkat.

Pada pameran udara itu, beberapa kontraktor pertahanan secara pribadi mengungkapkan rasa frustrasi mereka karena tinjauan ketat yang diperintahkan pada Agustus lalu, tiga bulan setelah pemerintahan kiri-tengah yang baru menjabat, telah memperlambat waktu pengadaan dan pengiriman.

Baca Juga: Bayi Suriah yang Lahir Bertepatan dengan Terjadinya Gempa Mengantarkan Sang Ibu 'Hidup Kembali'

Keputusan-keputusan besar yang masih menunggu hasil peninjauan ini termasuk apakah akan memesan satu skuadron jet tempur F-35 Lockheed Martin Corp, hingga empat pesawat pengintai maritim Northrop Grumman Corp MQ-4C Triton, serta sebuah kontrak satelit militer besar yang sedang diupayakan oleh lima grup, termasuk Airbus SE dan Boeing Co.

Australia berada di peringkat ke-12 secara global dalam pengeluaran militer pada tahun 2021 dengan nilai $31,8 miliar atau sekitar Rp487 triliun, demikian menurut Stockholm International Peace Research Institute.

Australia merupakan pembeli utama peralatan AS, khususnya, yang telah beroperasi bersama AS dalam berbagai konflik di seluruh dunia. Pada tahun 2021, negara itu membentuk aliansi dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk membeli kapal selam bertenaga nuklir.

Baca Juga: Rekaman Drone Pasca Gempa Turki, Menunjukkan Celah yang Membelah Daratan

Pertunjukan udara itu juga menyoroti bagaimana kekuatan Australia yang lebih kecil memengaruhi pembelian AS Australia telah mengoperasikan pesawat terbang peringatan dini dan kontrol udara Boeing E-7A sejak tahun 2009, sebagai pelanggan pertama untuk jenis pesawat terbang tersebut.

Angkatan Udara A.S. mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya berencana untuk membeli 26 pesawat tersebut untuk menggantikan pesawat E-3 yang sudah tua.

Boeing juga ingin menjual pesawat tak berawak mirip pesawat tempur MQ-28 Ghost Bat yang dikembangkan di Australia kepada militer AS, sementara anak perusahaan BAE Systems dari Inggris minggu ini meluncurkan rencana untuk pesawat tak berawak bersenjata yang lebih kecil yang juga akan diekspor.

Baca Juga: Pemilik Restoran Turki Berlomba untuk Memberi Makan Korban Gempa

Lockheed dipilih tahun lalu bersama Raytheon Technologies Corp untuk mempercepat pembuatan dan pengiriman senjata berpemandu ke Australia.

Perakitan di dalam negeri, dan pada akhirnya manufaktur, merupakan fokus dari proyek yang bertujuan untuk membangun persediaan lokal, kata Ken Kota, wakil presiden kantor kemampuan strategis pertahanan Australia Lockheed.

"Memproduksi senjata berpeluru kendali secara khusus memiliki efek penangkalannya sendiri," katanya.

"Sangat penting bagi Australia untuk memiliki ini dari sudut pandang strategis," pungkasnya.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x