Konflik Israel-Hamas: Analisis 100 Hari Terakhir Perang dan Dampaknya

- 14 Januari 2024, 13:35 WIB
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023.
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023. /AP Photo/Fatima Shbair, File

ZONA PRIANGAN - Minggu ini menandai 100 hari berlangsungnya konflik antara Israel dan Hamas. Perang ini sudah menjadi yang terpanjang dan paling mematikan antara Israel dan Palestina sejak pembentukan negara haram Israel pada tahun 1948, dan pertempuran tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Israel menyatakan perang sebagai respons terhadap serangan lintas batas tanpa preseden oleh Hamas pada 7 Oktober di mana kelompok militan Islam tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membawa 250 orang lainnya sebagai sandera.

Ini merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel dan yang paling mematikan bagi kaum Yahudi sejak Holocaust.

Baca Juga: Pertempuran Gaza: Militer Israel Akhiri Serangan Utama di Utara, Fokus ke Bagian Selatan

Israel merespons dengan serang udara intensif di Gaza sebelum memperluas operasinya menjadi serangan darat.

Mereka menyatakan tujuannya adalah untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh kelompok tersebut.

Serangan ini telah menyebabkan kerusakan besar di Gaza. Namun, lebih dari tiga bulan berlalu, Hamas masih berdiri dengan tegak dan sandera tetap dalam tahanan. Militer Israel menyatakan bahwa perang ini akan berlanjut sepanjang tahun 2024.

Berikut adalah lima poin penting dari 100 hari pertama konflik yang telah mengguncang wilayah tersebut.

Baca Juga: Konflik Israel-Gaza: Afrika Selatan Ajukan Kasus Genosida, Apa Dampaknya?

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x