Konflik Israel-Hamas: Analisis 100 Hari Terakhir Perang dan Dampaknya

- 14 Januari 2024, 13:35 WIB
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023.
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023. /AP Photo/Fatima Shbair, File

Netanyahu, yang telah memimpin negara ini hampir sepanjang 15 tahun terakhir, mengatakan akan ada waktu untuk penyelidikan setelah perang.

Baca Juga: Peristiwa Mengejutkan: Ketidakpahaman Tentara Israel yang Berujung Tragedi di Gaza

Sejarawan Tom Segev mengatakan perang ini akan mengguncang negara ini selama bertahun-tahun, bahkan mungkin generasi yang akan datang.

Dia mengatakan kegagalan pada 7 Oktober dan ketidakmampuan untuk membawa pulang sandera telah menimbulkan perasaan pengkhianatan dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah.

“Orang Israel suka perang mereka berjalan dengan baik. Perang ini tidak berjalan dengan baik," katanya, dikutip ZonaPriangan.com dari AP.

"Banyak orang merasa bahwa ada sesuatu yang sangat, sangat dalam yang salah di sini".

Baca Juga: Meningkatnya Jumlah Prajurit Israel yang Terluka: Tantangan Besar Bagi Israel

GAZA TIDAK AKAN PERNAH SAMAA

Kondisi sebelum 7 Oktober sudah sulit di Gaza setelah blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir menyusul pengambilalihan Hamas pada tahun 2007. Saat ini, wilayah itu tak terkenali.

Para ahli mengatakan bahwa serangan udara Israel termasuk yang paling intensif dalam sejarah modern.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban jiwa sudah melebihi 23.000 orang, sekitar 1% dari populasi wilayah Palestina.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x