Konflik Israel-Hamas: Analisis 100 Hari Terakhir Perang dan Dampaknya

- 14 Januari 2024, 13:35 WIB
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023.
Warga Palestin memeriksa sebuah rumah setelah terkena pemboman Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 20 Desember 2023. /AP Photo/Fatima Shbair, File

Baca Juga: Tragedi Kemanusiaan: Lebih dari 20.000 Warga Palestina Tewas dalam Konflik Israel-Hamas

Setelah serangan Hamas, militan Hezbollah yang didukung Iran di Lebanon mulai menyerang Israel, memicu serangan balasan Israel.

Pertempuran antara Israel dan Hezbollah tidak meledak menjadi perang besar. Tetapi itu sudah sangat mendekati, terutama setelah serangan udara pada 2 Januari, di mana Israel diduga sebagai dalang atas tewasnya pejabat Hamas teratas di Beirut.

Hezbollah menanggapi dengan serangan berat terhadap pangkalan militer Israel, sementara Israel telah membunuh beberapa komandan Hezbollah dalam serangan udara yang ditargetkan.

Baca Juga: Drama Pahit Zona Perang: Kematian Sandera Israel dan Kontroversi Kekejaman Militer

Pada saat yang sama, militan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah melakukan serangkaian serangan terhadap kapal kargo yang mengangkut logistik perang menuju Israel di Laut Merah.

Sementara itu, milisi yang didukung Iran telah menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah.

Amerika Serikat telah mengirim kapal perang ke Laut Tengah dan Laut Merah untuk menahan kekerasan.

Kamis malam, militer AS dan Inggris membombardir lebih dari selusin target Houthi di Yaman. Houthi berjanji akan membalas, meningkatkan prospek konflik yang lebih luas.

Baca Juga: Perang di Gaza: Israel Hadapi Isolasi Diplomatik dan Desakan Gencatan Senjata

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x