Baca Juga: Jaksa Belanda Menuntut Hukuman Seumur Hidup atas Jatuhnya MH17
Korean Air Lines Co. mengatakan tiga dari 159 armadanya dilengkapi dengan alat pelacak, sementara Japan Airlines Co. mengatakan dua dari 226 pesawatnya telah memasang teknologi tersebut.
Penundaan sejak hilangnya MH370 tidak dapat diterima, kata Hassan Shahidi, presiden dan kepala eksekutif Flight Safety Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang berbasis di Virginia yang mempromosikan standar-standar keselamatan penerbangan.
"Ini adalah sebuah tragedi dan solusi telah dikembangkan. Sangat penting bagi kita untuk mengambil langkah terakhir ini," kata Shahidi, dikutip ZonaPriangan.com dari Bloomberg News.
Baca Juga: Amerika Serikat Menyerahkan 2 dari 24 Unit Helikopter Maritim MH-60R kepada Angkatan Laut India
Selain terlambat beberapa tahun, standar pelacakan yang baru ini hanya berlaku untuk pesawat baru.
Tidak ada persyaratan untuk memasang teknologi yang relevan pada lebih dari 20.000 pesawat tua yang beroperasi pada tahun lalu.
Itu berarti ribuan pesawat akan terbang selama beberapa dekade, mengangkut jutaan penumpang di seluruh dunia, tanpa kemampuan yang dianggap penting setelah MH370 menghilang.
Baca Juga: Keajaiban Teknologi: Kereta Maglev China Siap Saingi Kecepatan Pesawat
Rintangan teknologi telah memainkan setidaknya beberapa peran dalam penundaan tersebut.