PBA Unpad Bangkitkan Pelaku UMKM dan Koperasi Lewat Inovasi dan Kolaborasi, Kerjasama dengan Layanan KirimAja

- 12 Desember 2021, 22:15 WIB
Penandatanganan Kerjasama antara PBA dengan PT Aerojasa Cargo yang menggarap layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital
Penandatanganan Kerjasama antara PBA dengan PT Aerojasa Cargo yang menggarap layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital /Zonapriangan.com/Yurri Erfansyah/

ZONA PRIANGAN - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sangat memukul para pelaku UMKM di Indonesia.

Tapi pandemi ini jangan sampai mematikan kreatifitas untuk tetap berkarya, karena pandemi pada dasarnya hanya menghambat aktivitas mobilitas masyarakat saja.

Dalam upaya pemberdayaan pelaku UMKM yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) Unpad, khususnya di bidang fashion, craft dan accessories, PBA menyelenggarakan 'Bazaar Fashion, Craft dan Accessories' di BTC Fashion Mall, Kota Bandung selama tiga hari, 10, 11 dan 12 Desember 2021.

Baca Juga: Kenalkan Kembali Produk UMKM Anggota PBA, Lupba Cafe di Buka Lagi di Graha Kadin Kota Bandung

Fashion, craft & accessories merupakan bagian dari sektor unggulan ekonomi kreatif. Industri ekonomi kreatif, termasuk salah satu yang terkena imbas akibat pandemi Covid-19.

Produk bawang goreng hasil produksi salah seorang anggota UMKM Alumni Unpad.
Produk bawang goreng hasil produksi salah seorang anggota UMKM Alumni Unpad. /Zonapriangan.com/Yurri Erfansyah/

Menurut Ketua Umum PBA, Ary Zulfikar, pihaknya terus mencari peluang bagi para pelaku UMKM untuk tetap bertahan di masa pandemi.

"Pandemi itu jangan sampai membuat kreatifitas kita dalam berkarya menjadi mati, karena pandemi pada dasarnya hanya menghambat aktivitas kita saja," katanya.

Baca Juga: Bantu Masyarakat Kecil dan Gerakkan UMKM Pelaku Ekonomi Kreatif, PBA Adakan Nikah Bersama di Bandung

Menurut Kang Azoo, panggilan akrabnya, pandemi ini tidak menghentikan supply-demand dari kebutuhan masyarakat. Karena baginya, hanya pelaku UMKM yang bermental kreatif yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun.

"Penyelenggaran bazaar kali ini tidak bisa dilepaskan dari upaya kreatif para UMKM yang bergabung dengan PBA," ujarnya

Pelaku bisnis Fashion, craft & Accessories, lanjut kang Azoo, merupakan cluster yang menempati urutan nomer dua terbanyak di Perkumpulan Bumi Alumni, yaitu sebesar 12,9% setelah cluster makanan dan minuman.

Baca Juga: Dukung Kemandirian Finansial dan Pemberdayaan UMKM Alumni Unpad, PBA Resmikan Lupba Cafe

"Penyelenggaraan bazaar ini merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan produk-produk pelaku UMKM di cluster ini kepada publik yang diharapkan akan dapat diselenggarakan setiap tahunnya," paparnya.

Lebih lanjut kang Azoo mengatakan, strategi pemasaran dalam bentuk pameran atau ekshibisi merupakan bagian membangun ekosistem dari mulai produksi, pemasaran dan distribusi yang saling melengkapi dengan strategi pemasaran melaui platform digital (online) dan offline, melalui gerai-gerai yang diadakan oleh PBA.

"Kedepan diharapkan eksibisi dalam bentuk bazaar atau bentuk lainnya akan kami lakukan tidak hanya di Indonesia tetapi bisa juga juga di luar negeri," jelasnya.

Baca Juga: Tandai Satu Tahun Perkumpulan Bumi Alumni, Komunitas Ini Lakukan Ekspor Produk UMKM ke Korea Selatan

Salah satu stand yang menyediakan produk makanan dan minuman dengan merek Lupba.
Salah satu stand yang menyediakan produk makanan dan minuman dengan merek Lupba. /Zonapriangan.com/Yurri Erfansyah/

Acara 'Bazaar Fashion, Craft, dan Accessories' mengusung tema ”Membangkitkan Koperasi dan UMKM di masa pandemi dengan inovasi dan kolaborasi”, bertujuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan UMKM terutama UMKM alumni Unpad, yang memberikan manfaat bagi banyak pihak seperti produsen dan konsumen.

Selain bazaar, dalam event ini pengunjung dapat menikmati acara-acara fashion show, talk show tentang fashion dan perkembangannya, serta demo eco print.

Fashion show menampilkan desain-desain Gelaran Modern Fashion Etnik karya desainer Nina Gantini, Ati Diantini, Indah Utami, Indah Maharani, dan Dwi Purwanti, berkolaborasi dengan tas dan asesoris karya Titik Kurniasih, Dewi Pamudjiwidijowati, dan Ratih Saripartini.

Baca Juga: UMKM Wajib Adaptasi di Era Transformasi Digital, Perkumpulan Bumi Alumni Siap Bantu Kuatkan Kualitas Produk

Sedangkan bazaar melibatkan tidak kurang dari 30 pelaku UMKM bidang fashion, craft dan aksesoris dari Bandung, Bogor, Banten dan Jakarta.

Di hari terakhir penyelenggaran bazaar, juga dilakukan penandatanganan Kerjasama antara PBA dengan PT Aerojasa Cargo yang menggarap layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital "KirimAja" untuk kegiatan logistik serta distribusi produk UMKM.

Pada kesempatan yang sama, Pjs Direktur PT Aerojasa Cargo yang menggarap layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital "KirimAja", Hari Agung Saputra mengatakan bahwa pihaknya mendukung perkembangan UMKM, termasuk PBA dengan beragam alumninya yang memiliki UMKM.

Baca Juga: Percepat Proses Bisnis UMKM Ditengah Pandemi Covid-19, Perkumpulan Bumi Alumni Luncurkan Merek Lupba

Ia menambahkan bahwa ada sekitar 90 persen pengiriman dari UMKM di PBA yakni domestik, kemudian juga ada komoditas yang di ekspor keluar negeri. Maka dalam mendukung UMKM, pihaknya juga mempersiapkan program pengiriman barang dengan harga yang kompetitif.

"Kami tentunya memberikan kompetitif price bagi UMKM di Indonesia agar semakin bergerak maju. Harapan kami UMKM dari PBA, dapat berkembang dan semakin besar, sehingga kerjasama terus terjalin," ujarnya.

Sementara menurut Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PBA, Dewi Tenty diharapkan bazaar yang diselenggarakan di BTC ini bisa berkelanjutan dan menjadikan event tahunan untuk mengokohkan Bandung yang terkenal menjadi pusat fesyen di Indonesia.

Baca Juga: Perkuat UMKM Alumni Unpad Hingga Go Internasional, Sejumlah Tokoh Dirikan Perkumpulan Bumi Alumni

"Julukan Paris Van Java yang pernah disematkan pada Bandung semakin mengokohkan kedudukan Bandung sebagai kiblat fesyen di Tanah Air," jelasnya.

Selama pandemi ini, lanjut Dewi, hampir tiga perempat perusahaan fesyen yang terdaftar mengalami kerugian.

"Terjadi penurunan penjualan sebesar 34 persen pada periode Januari-Maret 2020 saat awal pandemi, kabar baiknya adalah konsumen pada saat ini lebih memilih merek lokal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas Pelaku Usaha, UMKM Alumni Unpad Jalin Kerjasama dengan Kadin Kota Bandung

Menurut Dewi, hal ini yang dijadikan peluang oleh PBA untuk dapat berperan serta menumbuhkan geliat fashion di Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan mengangkat tema kearifan lokal dengan konsep global.

"Pandemi menjadi tantangan tersendiri untuk terus survive dan berkreasi agar tetap berkembang," jelasnya.

Selain itu, lanjut Dewi, para pelaku bisnis harus menciptakan pasar, bukan masuk pasar, membuat marketing kreatif tidak hanya produk kreatif.

Serta membangun personal branding sebelum membranding produk dan menciptakan ikatan antara pelaku dengan produk.

"Sangat penting menciptakan brand calling, agar produk dikenal dan konsisten berproduksi dan berinovasi. Melihat peluang, menciptakan para kratif adalah kata kunci untuk berhasil," ucapnya.

Dalam kesempatan acara talkshow di event bazaar tersebut, pengusaha dan juga raja-nya Factory Outlet di Bandung, Perry Tristianto, mengatakan sebagai enterpreuner tidak bisa menyerahkan usaha kepada pegawai, harus turun sendiri, learning by doing.

"Dalam menjalankan bisnis itu kita sebagai pemilik harus terjun langsung, jangan sampai segala-galanya diserahkan ke pegawai, kita harus punya pengalaman sendiri," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x