Baca Juga: Mencari Jajanan Tradisional yang Murah dan Lengkap? Coba Kunjungi Pasar Balong Majalengka
Malah ketika ada keluarga yang tidak memiliki kain samping untuk menutu jenazah, Sutiahlah yang menyediakan.
“Kalau menggali malam hari kadang hanya bersama anak saja, Jama, suami saya mah borangan, pernah malam hari jam satu malam dia langsung kabur pulang ke rumah karena ada suara aneh.” ungkapnya.
Karena menurutnya tak jarang saat menggali liang lahat mendengar dan melihat mahluk yang menurut orang lain menakutkan. Seperti halnya suara aneh dan satwa menyerupai burung angsa putih berukuran besar terbang dari pohon.
Ketika menemukan mahluk dan suara gaib, Sutiah segera memanjatkan doa dan memohon bantuan pada kuncen. Selain itu dia merokok dan minum kopi hitam. Saat menggali kubur bisa menghabiskan hingga 6 batang hingga satu bungkus rokok. Karena makan dia mengaku jarang.
Yang mungkin tidak dilakukan penggali kubur lainnya, adalah ketika beres menggali, Sutian selalu mencoba kuburan yang dibuatnya dengan cara tidur di liang lahat sambil menghadap ke dinding tanah. Dia khawatir ketika jenazah dimasukan ukurannya kurang panjang atau kurang lebar. Walaupun dia sendiri sudah mengukurnya terlebih dulu, untuk orang dewasa ukuran selalu 180 cm dengan lebar 80 cm dan kedalaman 1,5 m.
“Matak mun uih ti makam sok kalotor,” kata Sutiah yang memiliki dua pasang peralatan menggali, dua pencug, dua cangkul dan patik dengan gagang panjang untuk menggali akar.
Baca Juga: Ratusan Hektar Sawah di Kertajati dan Jatitujuh Terendam Banjir
Kini dia mengaku sejak beberapa bulan terakhir pensiun dari menggali sumur, setelah dia jatuh ke sumur dengan kedalaman 14 meter. Jatuh karena badanya lemas tidak sempat makan seharian sehingga tenaga kurang.