UMKM Wajib Adaptasi di Era Transformasi Digital, Perkumpulan Bumi Alumni Siap Bantu Kuatkan Kualitas Produk

- 25 Mei 2021, 01:22 WIB
Perajin menunjukkan produksi jam tangan kayu di UMKM Kaywood, Pandeglang, Banten. UMKM Wajib Adaptasi di Era Transformasi Digital, Perkumpulan Bumi Alumni Siap Bantu Kuatkan Kualitas Produk.
Perajin menunjukkan produksi jam tangan kayu di UMKM Kaywood, Pandeglang, Banten. UMKM Wajib Adaptasi di Era Transformasi Digital, Perkumpulan Bumi Alumni Siap Bantu Kuatkan Kualitas Produk. /Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas/

ZONA PRIANGAN - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus menyesuaikan diri di era transformasi digital saat ini.

Adanya transformasi digital membuat proses bisnis menjadi lebih singkat dan efisien.

Seperti yang dikatakan Ketua Umum Perkumpulan Bumi Alumni (PBA), Ary Zulfikar, bahwa transformasi digital juga membuat proses produksi menjadi sangat cepat sehingga menghasilkan pasar yang saling bersaing.

Baca Juga: Dukung Kemandirian Finansial dan Pemberdayaan UMKM Alumni Unpad, PBA Resmikan Lupba Cafe

“Tidak aneh sekarang kita membeli barang dari Alibaba dan Amazon, kita dapat gratis ongkos kirim padahal beda benua. Kita sekarang berada di era transformasi digital,” kata Ary dalam acara Halalbihalal virtual Idulfitri 1442 Hijriah dengan tema "Idulfitri Mengembalikan Fitrah Kebersamaan, Membersihkan Egoisme Diri" pada Minggu, 23 Mei 2021 malam.

Ary pun berharap, pelaku UMKM bisa memanfaatkan ekonomi digital untuk akses pasar dan distribusi produk UMKM.

"Dalam hal ini, PBA juga siap membantu pelaku UMKM untuk menguatkan dan mengembangkan kualitas supaya produk mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi," ucapnya.

Baca Juga: Pelaku UMKM Jabar Kini Banyak Manfaatkan Pasar Digital, Efektif Pulihkan Perekonomian Dikala Pandemi Covid-19

Dalam kesempatan itu, Ketua Bidang Hubungan Lembaga PBA, Dewi Tenty S.A, yang tampil sebagai moderator mengatakan, UMKM sudah terbukti menjadi sektor yang paling bertahan meski Indonesia dilanda beberapa kali resesi.

"Namun, pandemi Covid-19 datang dan meluluhlantakkan ekonomi Indonesia. Hal ini tentu berpengaruh dan berdampak besar terhadap perekonomian 64 juta pelaku UMKM," paparnya.

Dewi mengatakan, hal ini jadi pekerjaan rumah pemerintah terutama kemenkop UMKM.

Baca Juga: Bantu Membuka Pasar Ekspor, Puluhan Pelaku UMKM Ikuti Sesi Business Matching di UMKM Fest 2021

"Tapi saya dengar, kemenkop tidak sendiri, akan dibantu oleh kementerian BUMN untuk membantu UMKM supaya bisa berdiri lagi dan menopang perekonomian di masa sulit,” ujarnya.

Selain itu menurut Staf ahli Kemenkop UMKM Bidang Ekonomi Makro, Rulli Nuryanto, pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih lamanya diakui berdampak besar untuk pelaku UMKM. Namun, di sisi lain, pandemi menjadi momentum para pelaku UMKM untuk bertransformasi ke arah ekonomi digital.

"Tansformasi itu perlu dilakukan karena 80 persen UMKM yang memanfaatkan digital memiliki ketahanan lebih baik dalam menghadapi pandemi," ungkapnya.

Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas dan Pengetahuan, UMKM Alumni Unpad Ikuti Pelatihan, Dewi Tenty: Upgrade Soft Skill

Di samping itu, kata Rulli, diprediksi potensi ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai sekitar Rp1.800 triliun. Potensi yang besar itu merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan pelaku UMKM.

“Ini bisa dimanfaatkan pelaku UMKM yang saat ini jumlahnya mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,7 persen. Untuk saat ini, sumbangan ekspor pelaku UMKM memang masih kecil. Tapi penyerapan tenaga kerja hampir 97 persen dari angkatan kerja yang ada di Indonesia,” paparnya.

Akan tetapi, menurut Rulli, tantangan saat ini adalah UMKM memiliki tingkat kewirausahaan yang rendah dengan rasio 3,47 persen.

Baca Juga: Pertama di Bandung, Cafe dengan Konsep UMKM Alumni, Ary Zulfikar: Bantu Alumni Unpad Kembangkan Usaha

Angka itu menunjukan bahwa kualitas UMKM di Indonesia masih rendah, produktifitas rendah, kurang memiliki daya inovasi, dan susah bertahan dalam persaingan pasar.

“Karena itu, kemenkop berupaya untuk meningkatkan rasio itu dengan membentuk ekosistem untuk mendukung UMKM. Diharapkan pada 2024 rasio meningkat menjadi 4 persen,” ujarnya.

Dalam hal ini, pemerintah secara konsisten mendorong pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.

Baca Juga: Dukung Keberlangsungan di Saat Pandemi, Ratusan UMKM Terima Bantuan Program Dana Bergulir

Di antaranya dengan melakukan pendampingan pelatihan online dan menghadirkan pasar digital BUMN.

Di samping itu, lanjut Rulli, pemerintah juga sudah mengeluarkan sejumlah peraturan turunan dari UU Cipta Kerja untuk mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM dan koperasi.

Salah satu amanah dalam peraturan itu yakni mewajibkan 40 persen belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) menyerap produk UMKM dan koperasi.

Baca Juga: Bantu Pelaku UMKM Ajukan Pembiayaan di Masa Pandemi, Perbankan dan Fintech Lakukan Kolaborasi

“Dan hal itu tidak bisa dilakukan hanya pemerintah sendiri. Perlu ada kerja sama dari masyarakat terutama dari PBA untuk memperkuat dan mendukung pengembangan UMKM dan koperasi,” ucapnya.

Dalam hal ini, Sarinah juga mendukung upaya pemerintah untuk menguatkan UMKM nasional. Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati menyampaikan, Sarinah memiliki motto menjadikan UMKM bisa naik kelas.

“Hal ini sejalan dengan tujuan didirikannya Sarinah. Soekarno mendirikan Sarinah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Dalam konteks hari ini, supaya UMKM bisa naik kelas,” katanya.

Baca Juga: Bumi Alumni Ajak Pelaku UMKM Bangun Jejaring Pasar di Jepang, Ingin Sukses Begini Caranya

Fetty menyampaikan, Sarinah sedang melakukan transformasi bisnis untuk menyesuaikan tren yang ada saat ini.

"Salah satu transformasi yang dilakukan adalah mengandeng UMKM dengan menyediakan tempat bagi produk UMKM di Gedung Sarinah," ungkapnya.

“Tujuannya menjadikan Sarinah sebagai kereta yang membawa gerbong seperti UMKM dan produk lokal ke pasar global,” tambahnya.

Baca Juga: Restoran dan Katering Akan Mendapatkan Dana Hibah Program Paket Bantuan Covid-19

Namun, untuk bisa bergabung ke Sarinah, lanjut Fetty, produk UMKM yang didaftarkan harus melalui proses kurasi.

Kurasi dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang tersedia di gedung Sarinah memang kompetitif.

Tahapan kurasi pada produk UMKM, jelas Fetty, mulai dari (basic) produk, seleksi, hingga tahap signature atau penandatanganan.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan dengan Cerita Horor Menyeramkan, Nomor 2 Jadi Tempat Favorit Bunuh Diri

“Jadi ada 8 komponen nilai kurasi. Pertama nurturing quality, kemudian indonesian spirit, indonesian owner, indonesian sourching, indonesian process, indonesian name, craftmanship, dan cool factor. Penilaian kurasi dilakukan oleh tim internal Sarinah bersama tim eksternal yang diundang untuk ikut menilai,” paparnya.

Sejalan dengan spirit dari UU Cipta Kerja, PBA yang juga menaungi Komunitas UMKM Alumni turut serta dalam penguatan dan pengembangan UMKM Naik Kelas dengan berbagai program kolaborasi dengan sektor Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM dan Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan serta sektor swasta, termasuk dengan PT Sarinah.

Kegiatan Halalbihalal virtual Idulfitri 1442 Hijriah ini diadakan oleh PBA dan Koperasi UMKM Alumni Indonesia (KUALI), dengan mengundang seluruh anggota PBA, anggota Koperasi UMKM Alumni Indonesia (Kuali), dan anggota UMKM Alumni Unpad.

Baca Juga: Command Center Sumedang Diklaim Lebih Baik dari Daerah Lain, Ridwan Kamil: Wajah Terbaik Digital West Java

Hadir dalam kegiatan selain Ketua Umum PBA Ary Zulfikar, Staf ahli Kemenkop UMKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto, dan Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati juga Pembina PBA James Ibrahim, Ketua Koperasi UMKM Alumni Yayan Abdul Wahid serta Ustaz Budi Prayitno yang menyampaikan tausiah.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x