PBA Resmikan Lembaga Kajian, Gelar Bedah Buku Waspadai Fintech Berkedok Koperasi Simpan Pinjam

- 2 Oktober 2022, 21:34 WIB
PBA Resmikan Lembaga Kajian, Gelar Bedah Buku Waspadai Fintech Berkedok Koperasi Simpan Pinjam.
PBA Resmikan Lembaga Kajian, Gelar Bedah Buku Waspadai Fintech Berkedok Koperasi Simpan Pinjam. /ZonaPriangan/Yurri Erfansyah/

Kalau koperasi, kata Dewi, tidak bisa karena tidak bisa memberikan bunga ugal-ugalan, dan selalu ada dual system, peminjam adalah anggota yang juga pemilik koperasi, jadi harus bertanggungjawab terhadap pinjamannya.

"Untuk mengetahui sebuah koperasi dalam mengelola usahanya benar, sebenarnya mudah berapa jumlah asset dan berapa jumlah anggotanya. Kalau assetnya besar, namun anggotanya sedikit maka harus waspada, kalau assetnya besar misalnya 1 trilyun, namun anggotanya sampai ribuan, itu hal yang wajar," paparnya.

Koperasi yang benar juga melakukan edukasi dan pelatihan terhadap anggotanya, sebelum melakukan pinjaman.

Baca Juga: UMKM Wajib Adaptasi di Era Transformasi Digital, Perkumpulan Bumi Alumni Siap Bantu Kuatkan Kualitas Produk

"Itu koperasi yang benar, melakukan pelatihan dan membedakan dengan fintech-fintech illegal," tandas Dewi.

Sebelum bisa meminjam uang, daftar dulu, ikut pelatihan sehingga anggota benar benar paham prinsip dan cara kerja koperasi.

Menurut Dewi, dirinya sangat prihatin dengan banyaknya masyarakat yang menjadi korban dari adanya pinjol illegal. Ada yang bahkan sampai bunuh diri, hal itulah yang juga menggerakan dia untuk membuat buku terkait dengan Fintech illegal yang berkedok KSP.

Baca Juga: Percepat Proses Bisnis UMKM Ditengah Pandemi Covid-19, Perkumpulan Bumi Alumni Luncurkan Merek Lupba

"Buku ini untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat, kenali koperasi simpan pinjam, dan untuk membedakan dengan Fintech illegal," katanya.

Dalam tanggapannya, Prof Atip menyoroti penggunaan teknologi yang memunculkan financial technology (Fintech), teknologi sebenarnya adalah tools untuk mempermudah kehidupan, namun semaju majunya teknologi yang lebih canggih adalah otak manusia.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x