Penduduk Bertahan di Tempat Paling Banyak Ledakan Nuklir di Bumi

23 Maret 2024, 05:22 WIB
Situs ujicoba nuklir Semipalatinsk, jaraknya kurang dari 100 mil dari Kurchatov.* /Daily Mail

ZONA PRIANGAN – Banyak penduduk yang masih bertahan di kota era Soviet di timur laut Kazakhstan di mana 456 bom nuklir di ledakan di depan pintu rumah mereka.

Telah terungkap dampak merusak dari ledakan tersebut pada kesehatan mereka, penyakit kanker meningkat dengan banyaknya bayi yang lahir cacat.

Pembuat film Thomas Brag dan Staffan Taylor bertualang ke Kurchatov, yang merupakan kota paling rahasia yang didirikan pada 1947 sebagai markas besar program senjata nuklir Uni Soviet.

Baca Juga: Katak Pohon Hijau Chernobyl Mampu Mengurangi Efek Radiasi dengan Berubah Menjadi Hitam

Saat ini, tempat tersebut bahkan tidak terlihat di peta karena kerahasiaan tingkat tingginya.

Diperkirakan lebih dari satu juta orang tinggal di tempat dan sekitar pemukiman terpencil tersebut ketika program nuklir berjalan dari 1949 hingga 1989.

Tetapi saat ini ada beberapa ribu orang yang masih tinggal dengan banyak bangunan dibiarkan kosong dan ditinggalkan.

Baca Juga: Putin Peringatkan Barat: Kirim Pasukan ke Ukraina akan Timbul Eskalasi Konflik Nuklir Menghancurkan Peradaban

Dalam film dokumenter YouTube yang berjudul “50hrs in the most nuked place on Earth erased from maps” (“50 jam di tempat paling bernuklir di Bumi yang dihapus dari peta”), Thomas dan Staffan menemukan empat penduduk lokal Kurchatov yang ingin berbicara mengenai ujicoba nuklir yang mereka saksikan.

Semuanya jelas, mereka tidak pernah tahu apa yang terjadi pada saat itu, karena otoritas setempat berhasil mencegah orang-orang tersebut untuk tahu banyak. 

Dari waktu ke waktu rumah-rumah mereka berguncang keras dan menyaksikan gulungan debu meletus di kejauhan tetapi akibat yang datang kemudian ditulis sebagai siklus cuaca ekstrem.

Baca Juga: Babi Hutan Radioaktif Fukushima, Hadirkan Spesies Hibrida Mutan Satu Dekade setelah Bencana Nuklir

Salah seorang wanita yang dipanggil Nadezhda Golovina, yang tanpa mengetahui menyaksikan ratusan bom nuklir diledakan pada saat ia masih muda. “Kami tidak tahu itu sangat membahayakan,” ujarnya.

“Kini setiap orang menulis dan berbicara tentang hal itu. Dan kemudian, apa yang kita tahu? Kami tidak tahu apapun. Hanya apa yang diajarkan guru di sekolah.

“Mereka menyarankan kami untuk meninggalkan rumah saat terjadi ledakan, jendela dan pintu terbuka, debu pun masuk dan berjatuhan. Bahkan tempat lilin pun berayun-ayun,” tambahnya.

Baca Juga: Cacing yang Hidup di Chernobyl Menjadi Kebal terhadap Radiasi Radioaktif

Selama 1950-an, dilaporkan bahwa satu ledakan di kawasan tersebut menghasilkan empat kali jumlah kasus penyakit akibat radiasi akut dibandingkan dari bencana Chernobyl.

Penduduk lokal lainnya dalam film dokumenter tersebut adalah seorang pria yang dipanggil Paman Serikpay, yang mengungkapkan bahwa ia pergi ke Kurchatov sebagai penambang dan perannya untuk membantu membangun lintasan untuk mempersiapkan apapun saat ujicoba nuklir.

Ia mengatakan tahu mengenai apa yang terjadi di situs ujicoba 'Semipalatinsk' yang jaraknya kurang dari 100 mil dari Kurchatov, tetapi ia harus menandatangani surat untuk tidak mengungkapkannya.

Baca Juga: Penggemar Taylor Swift Sebabkan Gempa Bumi Saat Konser Eras di Los Angeles

Siapa pun yang berbicara mengenai pekerjaan di sini, kata Paman Serikpay, secara tiba-tiba menghilang dan kita tidak pernah melihatnya lagi.

Untuk mengurangi risiko pada kesehatannya, Paman Serikpay  mengatakan ia hanya bekerja selama 30 menit di tempat dengan tingkat radiasi tinggi.

“Bila di sana tingkat radiasinya rendah, kami bisa bekerja lebih lama,” ujarnya seperti dilansir laman Daily Mail.

Baca Juga: Putin Mengancam Perang Nuklir: Fakta Menarik tentang Senjata Nuklir Rusia

Syukurlah, Paman Serikpay tidak terpapar pada radiasi tingkat tinggi dan pada usianya yang hampir 73 tahun, ia masih merasa baik-baik saja.

Sementara beberapa penduduk tidak terdampak oleh radiasi, banyak orang justru terdampak, ujar wanita yang dipanggil Lyubov Filina. 

Ia mengatakan: “Tentu saja itu berdampak ada kesehatan warga. Banyak orang menderita kanker dan kanker.”

Baca Juga: Gedung Putih: Tidak Ada Indikasi Rusia Siapkan Senjata Nuklir di Ukraina

“Ada radiasi dan orang-orang mulai sakit. Ada buku-buku ditulis dari rumah sakit di mana kasus radiasi disebut sebagai anemia.

“Kami masih anak-anak dan tidak mengerti apapun. Bahkan orang dewasa pun tidak tahu bahwa awan jamur lebih berbahaya daripada getaran atau jendela-jendela yang pecah.”

“Pada 1989, saya hamil anak laki-laki dan ia lahir dengan katarak bawaan dengan 16 dioptri.

Baca Juga: Evakuasi Massal dari Dekat Pembangkit Listrik Nuklir Zaporizhzhia: 1.679 Orang Berhasil Dievakuasi

“Saya yakin itu disebabkan terpapar radiasi, saya membacanya di ensiklopedia medis.

“Beberapa anak lahir cacat fisik. Orangtua kami menutupinya, tetapi tidak bagi mereka sendiri.”

Baca Juga: Babi Hutan Radioaktif Fukushima, Hadirkan Spesies Hibrida Mutan Satu Dekade setelah Bencana Nuklir

Hingga pada 1989 informasi mengenai pencemaran radioaktif dari situs ujicoba Semipalatinsk bocor ke publik dan penemuan ini memicu hingar bingar.

Sebuah gerakan anti-nuklir marah atas diamnya pemerintah Kazakh dan meminta agar Moskow menghentikan ujicoba nuklir tersebut.***

 

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler