Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa negara itu, yang memiliki sejarah mengabaikan pengadilan internasional, memutuskan untuk membela diri atas beberapa alasan.
Salah satunya adalah peran Israel dalam mempromosikan konvensi genosida asli setelah Holocaust dan keyakinannya bahwa "kita memiliki argumen yang kuat".
Dia berbicara dengan syarat anonimitas karena membahas delibarasi di belakang layar.
Baca Juga: Serbuan Israel di Gaza: Dampak Fatal bagi Warga Sipil dan Tantangan Diplomatik Internasional
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang hingga Hamas dihancurkan dan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di Gaza dibebaskan. Dia mengatakan itu bisa memakan waktu beberapa bulan lagi.
APA YANG TERJADI SELANJUTNYA?
Pengajuan Afrika Selatan mencakup permintaan kepada pengadilan untuk segera mengeluarkan perintah interim yang mengikat secara hukum agar Israel "segera menghentikan operasi militer di Gaza".
Perintah seperti itu, dikenal sebagai tindakan sementara, akan tetap berlaku selama perkembangan kasus. Mereka mengikat secara hukum tetapi tidak selalu diikuti.
Baca Juga: Tragedi Kemanusiaan: Lebih dari 20.000 Warga Palestina Tewas dalam Konflik Israel-Hamas
Pada tahun 2022, dalam kasus genosida yang diajukan oleh Ukraina melawan Rusia, pengadilan memerintahkan Moskow untuk segera menghentikan invasinya. Perintah itu diabaikan, dan serangan mematikan terus berlanjut.
Pengadilan akan segera menjadwalkan persidangan terbuka. Pengacara untuk Afrika Selatan dan Israel dapat menyampaikan argumen mereka.