Baca Juga: Nasi Putih dan Gula Dipercaya Dapat Memicu Timbulnya Jerawat
Maltosa, yang ditemukan dalam sereal sarapan dan roti, adalah disakarida dari dua molekul glukosa.
Gula-gula yang terjadi secara alami dibuat oleh tanaman, lebah, atau mamalia berdasarkan kebutuhan mereka.
Tubuh manusia membutuhkan glukosa sebagai bahan bakar untuk setiap sel, terutama sel-sel otak. Itulah salah satu alasan mengapa kita membutuhkan kadar glukosa darah yang stabil sepanjang siang dan malam.
Baca Juga: Ini 7 Makanan untuk Mengontrol Kadar Gula Darah
Cara tubuh kita menggunakan fruktosa berbeda. Ini dapat diubah menjadi glukosa, digunakan sebagai bahan bakar, atau diproses menjadi lemak, yang disebut trigliserida.
Konsumsi fruktosa berlebih dalam diet kita dapat menyebabkan peningkatan trigliserida darah, lemak hati, glukosa darah, indeks massa tubuh, dan resistensi insulin (di mana tubuh tidak dapat dengan mudah mengeluarkan glukosa dari aliran darah).
Peningkatan dalam tanda-tanda ini dapat menyebabkan peningkatan risiko disfungsi metabolik, diabetes tipe 2, dan penyakit hati berlemak non-alkoholik (atau penyakit hati berlemak yang terkait dengan disfungsi metabolik).
Baca Juga: Saddam Ismail: 5 Gejala Umum Kadar Gula Darah Tinggi, Nomor Tiga Doyan Makan Tapi Berat Badan Turun
Karena perbedaan dalam cara tubuh menggunakan glukosa dan fruktosa, dan bukti bahwa konsumsi gula yang lebih tinggi menyebabkan hasil kesehatan yang lebih buruk, kita harus memperhatikan gula tambahan yang kita makan.